Tari tradisional Pepe-Pepeka Ri Makka turut memukau penonton sebagai salah satu daya tarik utama dalam gelaran Jappa Jokka Cap Go Meh 2025 yang berlangsung di Kota Makassar, Sabtu, 8 Februari 2025.
![]() |
Sumber Foto: Google |
![]() |
Sumber Foto: Google |
Makassar, 18 April 2025 – Perayaan Cap Go Meh 2025 di Makassar sukses mencuri perhatian masyarakat, bukan cuma karena kemeriahannya, tapi juga karena penampilan dua tarian yang belakangan ini ramai dibicarakan di media sosial. Tari Kreasi Harmoni Nusantara dan Tari Pepe-Pepeka Ri Makka jadi highlight acara yang digelar di Jalan Sulawesi, Sabtu (8/2).
Tari Kreasi Harmoni Nusantara tampil memukau dengan kolaborasi gerakan dari berbagai daerah Indonesia. Mulai dari gerakan khas Sulawesi Selatan, semangat Bali lewat Tari Kecak, hingga gemulai tarian Betawi dan Jawa Barat, semuanya dikemas dalam satu koreografi yang rapi dan penuh energi. Iringan musik tradisional yang dipadukan dengan sentuhan modern bikin penampilan ini terasa segar dan kekinian.
Namun yang paling viral adalah Tari Pepe-Pepeka Ri Makka. Tarian tradisional khas Makassar ini dikenal dengan elemen api yang dimainkan langsung oleh para penarinya. Mereka dengan berani menyentuhkan obor ke tubuh tanpa takut terbakar, sambil tetap menjaga ritme dan ekspresi gerakan. Nama tarian ini berasal dari kata “Pepe” yang berarti api, dan “Ri Makka” yang merujuk pada kota suci Mekkah, sehingga tarian ini juga sarat makna spiritual dan simbol keberanian.
Banyak penonton langsung mengabadikan momen ini lewat ponsel dan mengunggahnya ke TikTok dan Instagram, membuat tarian ini viral dalam hitungan jam. Komentar seperti “keren banget sampai merinding” dan “ini sih levelnya udah internasional” membanjiri postingan warganet.
Seorang penonton bernama Karel menyebut pertunjukan ini luar biasa dan sangat menghibur. “Ini pertama kalinya saya nonton live, dan rasanya mind-blowing banget. Anak saya sampai ikut nari di tempat duduk,” ujarnya sambil tertawa. Sementara Dafa, penonton lain, mengaku terpukau dengan aksi para penari api. “Gokil sih, ini beneran magic apa gimana, kok bisa nggak kebakar?”
Ketua Permabudhi Sulawesi Selatan, Yonggris, dalam sambutannya mengatakan bahwa Cap Go Meh bukan cuma sekadar festival budaya, tapi juga bentuk nyata kebersamaan dan toleransi antarsuku dan agama. “Makassar adalah contoh kota yang damai dalam keberagaman, dan acara ini jadi penguat semangat itu,” katanya.
Cap Go Meh 2025 bukan cuma festival budaya, tapi juga jadi ajang viral yang memperkenalkan seni tari lokal ke panggung nasional—bahkan mungkin global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar