Mahasiswi Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

Selasa, 20 Mei 2025

Demam K-Pop Dance Cover Melanda Anak Muda Indonesia

K-Pop Dance Cover atau Random Play Dance 2025: Tren Viral dan Komunitas Spektakuler Anak Muda Indonesia


Ratusan remaja dan dewasa muda tumpah ruah mengikuti Random Play Dance KPop, sebuah acara komunitas yang kini menjelma menjadi fenomena budaya pop di kalangan Gen Z. Mereka menari secara spontan mengikuti potongan lagu-lagu KPop yang diputar secara acak, menunjukkan antusiasme sekaligus kecintaan mereka terhadap budaya Korea Selatan.


Cover Dance "Like Jennie"
GOTO'es KPOP RANDOM PLAY DANCE in Blok M Space
Cover Dance Girlgroup Kpop "Gfriend"

Jakarta - kembali menjadi saksi semangat anak muda yang tak pernah padam. Sore itu, di pelataran M Bloc Space, Jakarta Selatan, dentuman musik KPop menyatu dengan gelak tawa dan sorakan penonton. Ratusan remaja hingga dewasa muda berkumpul, bergerak serempak dalam harmoni lagu-lagu Korea Selatan yang diputar secara acak. Tanpa koreografi latihan yang kaku, mereka melangkah dengan percaya diri, mengikuti irama yang sudah akrab di telinga, tubuh, dan hati.

Inilah Random Play Dance KPop—bukan sekadar pertunjukan, melainkan perayaan kolektif dari sebuah budaya yang telah merasuk ke dalam gaya hidup urban masa kini. Di tengah lalu lintas padat kota dan gedung-gedung beton, hadir ruang terbuka yang menjadi panggung spontan bagi anak muda untuk menari, berekspresi, dan menjadi diri sendiri.

Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin komunitas penggemar KPop di Jakarta. Semakin hari, popularitasnya kian menjulang, bukan karena sorotan media atau dukungan sponsor, tetapi karena kekuatan komunitas yang solid dan semangat yang tulus. Berawal dari kegiatan kecil di sudut taman kota, Random Play Dance kini menjelma menjadi fenomena budaya yang dirayakan lintas generasi dan kota.

Setiap lagu yang diputar membawa tantangan sekaligus kegembiraan. Para peserta—baik yang sudah berpengalaman maupun yang baru mencoba—menanti giliran lagu favorit mereka muncul. Begitu intro terdengar, mereka langsung melangkah ke tengah, menampilkan gerakan yang sudah mereka hafal lewat layar ponsel dan cermin kamar. Tidak ada kompetisi, hanya apresiasi dan semangat kolektif.

Lebih dari sekadar menari, Random Play Dance adalah panggung gaya hidup. Fashion menjadi elemen penting yang mewarnai suasana. Outfit serba stylish dengan sentuhan ala idol Korea menghiasi kerumunan. Ada yang mengenakan jaket berkilau, rok plisket warna pastel, sneakers putih bersih, hingga riasan wajah dengan glitter dan stiker lucu. Setiap peserta seakan tampil seperti bagian dari sebuah pertunjukan musik, walau tanpa panggung, tanpa lampu sorot.

Namun, justru kesederhanaan itu yang membuat atmosfer semakin hangat dan inklusif. Tidak ada jarak antara penari dan penonton. Setiap gerakan mendapat tepuk tangan, setiap kesalahan disambut tawa, dan setiap tarian usai diiringi semangat baru. Momen-momen itu dengan cepat direkam, diabadikan lewat kamera ponsel, lalu tersebar ke berbagai platform media sosial. Dalam hitungan jam, video tarian spontan itu bisa menjangkau ribuan penonton—bahkan lintas negara.

Keunikan dari Random Play Dance terletak pada kebebasannya. Tidak ada syarat untuk bergabung, tidak perlu latihan resmi, bahkan tidak diwajibkan mengenal semua lagu. Kehadiran adalah bentuk partisipasi. Menari adalah bentuk apresiasi. Dan berdiri di tengah kerumunan adalah bentuk solidaritas antar pencinta budaya pop Korea.

Tidak hanya di Jakarta, fenomena ini juga menggema di kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya, hingga Makassar. Setiap kota memiliki komunitasnya sendiri, namun benang merahnya tetap sama: kebersamaan dalam merayakan musik dan gerakan. Ruang publik—dulu identik dengan aktivitas formal dan lalu lintas sibuk—kini disulap menjadi zona kreatif tempat ekspresi budaya anak muda hidup dan tumbuh.

Momen puncak sering kali terjadi di akhir acara, ketika semua peserta bergabung dalam satu koreografi besar yang telah disiapkan sebelumnya. Di sinilah semua perbedaan larut dalam gerakan yang senada, membentuk visual yang estetik dan menyentuh. Sebuah penutup yang tidak hanya mengesankan secara visual, tetapi juga emosional.

Banyak dari acara ini kemudian menjadi bagian dari agenda urban yang lebih besar. Seperti pada gelaran Flip Town yang pernah diselenggarakan Samsung di area yang sama, Random Play Dance hadir sebagai bagian dari kurasi budaya populer yang meriah dan interaktif. Komunitas-komunitas penggemar KPop mendapat panggung untuk tampil, berinteraksi, dan menjadi inspirasi.

Selain itu, dokumentasi dari kegiatan ini pun telah menjadi sumber konten yang sangat digemari. Di YouTube, akun seperti Get Up Edutainment secara rutin mengunggah video Random Play Dance yang menangkap euforia para peserta. Instagram pun dipenuhi cuplikan acara dari berbagai sudut kota, memperkuat jangkauan komunitas dan memicu rasa ingin bergabung dari mereka yang sebelumnya hanya menonton dari layar.

Melihat pertumbuhan yang luar biasa ini, tak sedikit yang mulai membayangkan bentuk kegiatan yang lebih besar: festival jalanan KPop yang terbuka untuk semua. Sebuah acara yang memadukan musik, tari, fashion, dan komunitas dalam satu ruang yang inklusif dan meriah. Sebuah mimpi kolektif yang perlahan, namun pasti, mulai terwujud.

Fenomena Random Play Dance telah membuktikan bahwa budaya bisa menyatukan, bahkan dalam bentuk yang paling sederhana: musik dan gerakan. Ia menjadi ruang aman, ruang ekspresi, dan ruang berkumpul bagi generasi muda yang ingin berkreasi di tengah kota yang sibuk. Dalam tarian-tarian spontan itu, tersimpan energi positif yang terus bergema, menyebar, dan tumbuh—menghidupkan denyut komunitas, satu lagu demi satu lagu.


Berikut beberapa highlight yang mencerminkan semangat dan kreativitas mereka: 

1. Kompetisi K-Pop Dance Cover UBSI 2025

Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menggelar Kompetisi K-Pop Dance Cover 2025 yang menjadi ajang bergengsi bagi siswa SLTA se-Indonesia.  Acara ini tidak hanya menampilkan bakat tari, tetapi juga mendorong apresiasi terhadap seni dan budaya K-Pop di kalangan pelajar.  


2. Tren 'Pikki Pikki Dance' Merambah Indonesia

Tarian 'Pikki Pikki', yang awalnya populer di Korea Selatan sebagai bagian dari cheerleading dance, kini menjadi tren di kalangan penari K-Pop Indonesia.  Gerakan sederhana namun energik ini menarik perhatian komunitas dance cover di berbagai kota.  


3. Shotaro RIIZE dan Dance Challenge Viral

Shotaro, anggota grup RIIZE, dikenal rutin menciptakan dance challenge yang viral di media sosial.  Gerakan tariannya yang dinamis dan ekspresif menjadi inspirasi bagi banyak penari muda Indonesia untuk membuat versi cover mereka sendiri.  


4. Kolaborasi dengan DJ Lokal: Remix 'My Lecon'

Remix lagu 'My Lecon' oleh DJ Prengky Gantay dari Indonesia menjadi populer di kalangan penari K-Pop.  Kolaborasi ini menunjukkan sinergi antara musik lokal dan K-Pop, menciptakan tren baru dalam komunitas dance cover.  


5. K-Pop Dance Cover di Ruang Publik

Komunitas dance cover seperti FDCOVER INDONESIA aktif menampilkan pertunjukan di ruang publik, seperti Senayan Park dan De Entrance Arkadia.  Penampilan mereka menarik perhatian masyarakat dan memperkuat eksistensi budaya K-Pop di Indonesia.  

Tren K-Pop dance cover di Indonesia pada tahun 2025 menunjukkan bahwa budaya ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana ekspresi dan pengembangan diri bagi generasi muda.  Dengan semangat dan kreativitas yang tinggi, mereka terus menari dan menginspirasi. 


Galeri Visual: Wajah-Wajah Energi K-Pop Dance Cover Indonesia

1. Latihan di Taman Kota

Sumber: sonora.id


2. Penampilan Komunitas di Ajang Kompetisi

Sumber: terasbandung.com


3. Studio Tari Leova Dance di Jakarta Barat

Sumber: dreamers.id


Tren K-Pop dance cover bukan hanya menciptakan ruang kreativitas baru, tapi juga memperkaya ekosistem seni tari di Indonesia. Siapa sangka, gerakan energik dari Korea Selatan bisa menjadi bahan bakar semangat bagi anak muda negeri ini untuk terus menari, berkarya, dan bermimpi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://azzarahanynf.blogspot.com/2025/03/pesona-balimau-tradisi-minangkabau.html

Hiburan Tuan Muda

 "Hiburan Tuan Muda": Ketika Panggung Jadi Cermin Sosial dan Kritik Anak Muda Jakarta Jakarta, Mei 2025 — Gemerlap cah...

tari dibulan ramadan