Mahasiswi Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

Selasa, 13 Mei 2025

Tarian Legenda yang Mulai Terlupakan

Tarian Jaran Monel: Warisan Budaya yang Melegenda dan Kembali Bersinar di Panggung Juara

Di tengah kekayaan budaya Nusantara yang luar biasa, terdapat satu tarian tradisional yang namanya jarang terdengar namun menyimpan nilai sejarah dan spiritual yang mendalam: Tarian Jaran Monel. Berasal dari daerah Jawa Timur, khususnya wilayah pesisir dan pedalaman Lamongan dan sekitarnya, tarian ini merupakan simbol perlawanan, kekuatan spiritual, dan keindahan gerak yang berpadu dalam harmoni unik.

Sumber Foto: Doc. Pribadi

Di antara banyaknya kekayaan seni tradisional Indonesia, Tarian Jaran Monel merupakan salah satu permata tersembunyi yang kini mulai bersinar kembali. Meski kurang dikenal oleh masyarakat luas, tarian ini menyimpan filosofi mendalam serta daya tarik estetika yang kuat. Baru-baru ini, Jaran Monel membuktikan bahwa warisan budaya yang nyaris terlupakan ini masih mampu bersaing dan memikat hati penonton modern — dengan meraih Juara I se-Jabodetabek DKI Jakarta dalam sebuah kompetisi seni tari bergengsi.


Asal-Usul dan Makna

Nama Jaran Monel secara harfiah berarti “kuda monel” — monel sendiri adalah logam campuran yang berkilau seperti perak. Dalam konteks budaya, “monel” juga melambangkan ketangguhan dan keindahan. Tarian ini dahulu dipentaskan oleh para prajurit atau dukun lokal sebagai bentuk penghormatan kepada roh leluhur dan sebagai bagian dari ritual untuk menangkal bahaya atau memohon keberkahan panen.

Tarian ini berbeda dari Jaran Kepang atau Kuda Lumping yang lebih populer. Jika Kuda Lumping cenderung menampilkan adegan kerasukan dan atraksi ekstrem seperti makan beling, maka Jaran Monel lebih bersifat simbolik, dengan gerakan lembut tapi penuh makna, serta diiringi musik gamelan bertempo lambat. Tarian ini lebih sakral, biasanya hanya ditampilkan pada upacara adat tertentu, bukan untuk hiburan massal.


Sumber Foto: Doc. Pribadi


Penampilan yang Memikat, Kostum yang Mencolok

Dalam foto yang ditampilkan, para penari Jaran Monel tampil dengan kostum berwarna-warni yang kaya makna. Mereka mengenakan baju adat bernuansa merah, kuning, biru, dan putih, dipadukan dengan aksesori kepala yang mencolok dan elegan. Kostum ini bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga merepresentasikan elemen kekuatan, keberanian, dan kemegahan kuda sebagai simbol utama dalam tarian ini.
Yang menarik perhatian adalah perpaduan antara warisan tradisi dan sentuhan modern: para penari tampil percaya diri menggunakan kacamata hitam, menunjukkan bahwa seni tradisi pun bisa tampil kekinian tanpa kehilangan esensi.


Iringan Musik

Musik pengiringnya adalah perpaduan antara gamelan Jawa klasik dengan tabuhan gendang dan kenong yang ritmis namun mendalam. Kadang-kadang juga disertai nyanyian doa atau mantra yang dilantunkan oleh seorang pawang atau sesepuh adat.


Kemenangan yang Membanggakan


Dalam dokumentasi kedua, terlihat deretan piala Juara I yang berhasil dibawa pulang oleh tim Jaran Monel dari Sekolah Dasar Negeri Kramat Jati 18 Pagi. Kemenangan ini tidak hanya merupakan prestasi bagi para penari, tetapi juga bukti nyata bahwa Jaran Monel masih memiliki tempat di hati masyarakat — khususnya dalam pentas seni budaya yang kompetitif di tingkat Jabodetabek.

Penghargaan ini menunjukkan bahwa di tengah arus globalisasi dan modernisasi, seni tradisional tetap memiliki kekuatan untuk memukau dan menginspirasi.


Keunikan dan Filosofi

Tarian Jaran Monel memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari tarian sejenis seperti Jaran Kepang atau Kuda Lumping. Gerakannya lebih halus namun tetap enerjik, dengan formasi yang dinamis dan penuh semangat. Filosofinya tidak hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga spiritual — menyimbolkan perjuangan manusia menaklukkan sifat liar dalam diri sendiri, sebagaimana menaklukkan seekor kuda.

Kata “Monel” dalam nama tarian ini juga memiliki makna tersirat: logam yang kuat namun berkilau. Ini mencerminkan harapan agar setiap penari dan masyarakat yang menyaksikan dapat menjadi pribadi yang kuat namun tetap bersinar dalam nilai-nilai budaya.


Fungsi Ritual dan Cerita Mistis

Salah satu hal yang membuat Jaran Monel begitu melegenda adalah kisah-kisah mistis yang menyertainya. Konon, penari yang tidak bersih hatinya bisa kesurupan atau tertimpa sial jika memaksakan diri menarikan Jaran Monel. Karena itu, hanya penari tertentu yang telah melalui proses pembersihan diri atau "laku tirakat" yang diizinkan tampil.

Banyak cerita rakyat menyebutkan bahwa tarian ini dahulu digunakan untuk memanggil kekuatan gaib guna mengusir pasukan penjajah atau roh jahat yang mengganggu desa. Tak jarang, warga desa percaya bahwa tarian ini mampu membuat hujan turun atau bahkan menyembuhkan penyakit.


Ancaman Kepunahan

Sayangnya, keberadaan Tarian Jaran Monel kini makin terlupakan. Di tengah arus modernisasi dan dominasi budaya populer, hanya segelintir desa yang masih melestarikan tarian ini. Generasi muda lebih mengenal tarian dari media sosial ketimbang warisan budaya lokal yang sarat makna ini.

Minimnya dokumentasi, serta tidak adanya dukungan dari lembaga kebudayaan formal, membuat Jaran Monel terancam punah. Padahal, tarian ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan jejak spiritual dan sejarah yang menyatu dalam gerak dan irama.


Tarian Legenda yang Bangkit Kembali

Dengan pencapaian luar biasa ini, Tarian Jaran Monel membuktikan dirinya sebagai tarian yang bukan hanya melegenda dalam cerita rakyat dan budaya lokal, tetapi juga relevan dan layak diangkat kembali ke panggung nasional bahkan internasional.
Pentas-pentas seperti ini adalah bentuk nyata pelestarian budaya. Semoga kemenangan ini menjadi awal kebangkitan kembali Jaran Monel, agar generasi muda tak hanya mengenal budaya luar, tetapi juga bangga dan mencintai warisan leluhurnya sendiri.


Upaya Pelestarian

Beberapa komunitas budaya di Jawa Timur kini mulai berupaya membangkitkan kembali Jaran Monel dengan mengadakan festival budaya, workshop tari, serta mendokumentasikannya lewat media digital. Diharapkan, generasi muda bisa kembali mengenali dan mencintai salah satu warisan luhur bangsa ini.

Tarian Jaran Monel adalah pengingat bahwa keindahan budaya tidak selalu harus gemerlap dan populer. Kadang, justru dalam keheningan dan kerahasiaannya, sebuah tarian bisa menyimpan kekuatan yang tak ternilai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

http://azzarahanynf.blogspot.com/2025/03/pesona-balimau-tradisi-minangkabau.html

Hiburan Tuan Muda

 "Hiburan Tuan Muda": Ketika Panggung Jadi Cermin Sosial dan Kritik Anak Muda Jakarta Jakarta, Mei 2025 — Gemerlap cah...

tari dibulan ramadan