Mahasiswi Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

Selasa, 29 April 2025

Ballet Prambanan

Ramayana Ballet Prambanan Kembali Tampil di Panggung Terbuka Mulai Mei Ini

Sumber Foto: Tiktok @ramayanaprambanan



Pertunjukan Ramayana Ballet Prambanan kembali digelar di panggung terbuka mulai bulan Mei hingga Oktober 2025. Pagelaran ini siap memukau wisatawan lokal dan mancanegara setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 19.30 WIB.

Foto: @ramayanaprambanan

Yogyakarta — Setelah dinanti, pertunjukan seni budaya legendaris Ramayana Ballet Prambanan resmi kembali menghiasi malam di kawasan Candi Prambanan. Pementasan digelar di panggung terbuka (open air stage) dengan latar belakang megah Candi Prambanan, dan akan berlangsung mulai Mei hingga Oktober 2025.

Foto: @ramayanaprambanan

Pertunjukan ini akan dilaksanakan secara rutin setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, dimulai pukul 19.30 WIB. Dengan menampilkan kisah klasik dari epos Ramayana, pertunjukan ini menyuguhkan perpaduan tari tradisional, musik gamelan, kostum khas Jawa, dan tata cahaya yang dramatis.

Foto: @ramayanaprambanan

Pihak pengelola, melalui akun media sosial resmi @ramayanaprambanan, mengonfirmasi jadwal pementasan tersebut dan mengajak masyarakat serta wisatawan untuk menyaksikan pertunjukan yang telah mendunia ini. “Pertunjukan ini menjadi daya tarik wisata unggulan Yogyakarta dan salah satu cara untuk melestarikan budaya Indonesia,” ujar seorang among tamu yang super helpful (perwakilan panitia).

Foto: @ramayanaprambanan

Ramayana Ballet Prambanan dikenal luas karena menghadirkan narasi tanpa dialog, melainkan melalui gerakan tari dan ekspresi para penari profesional. Cerita yang dibawakan meliputi kisah cinta Rama dan Sinta, penculikan oleh Rahwana, hingga pertarungan epik yang melibatkan Hanoman dan pasukan kera.

Foto: @ramayanaprambanan

Sejak pertama kali dipentaskan pada 1961, Ramayana Ballet telah menjadi ikon budaya yang menarik perhatian wisatawan dari berbagai negara. Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi tentang warisan budaya Nusantara.

Tiket pertunjukan dapat dibeli secara daring melalui situs resmi dan platform pemesanan tiket wisata. Panitia mengimbau penonton untuk datang lebih awal agar mendapatkan tempat duduk terbaik, sekaligus menikmati pemandangan senja di kawasan candi yang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.



Indahnya Perpaduan Antara Budaya Indonesia Dan Kekayaan Indonesia

Ingin Melihat Budaya Indonesia dengan View yang Waw? Datang ke Obelix Sea View Jogja!

Sumber Foto: Tiktok @Obelix Sea View Jogja

Indonesia itu kaya. Kaya budaya, kaya alam, dan kaya rasa. Kalau kamu ingin merasakan semuanya dalam satu tempat, kamu wajib datang ke Obelix Sea View Jogja! Tempat ini bukan cuma menawarkan pemandangan laut yang luar biasa indah, tapi juga menyuguhkan pengalaman budaya khas Indonesia yang autentik—dengan tarian tradisional dari berbagai daerah yang ditampilkan secara memukau!


Lautan Biru & Langit Senja, Latar Sempurna untuk Kekayaan Budaya

Bayangkan berada di tepi bukit dengan hamparan laut biru di depan mata, langit senja perlahan berubah warna, dan di tengah suasana syahdu itu, para penari tradisional menampilkan tari-tarian khas daerah—penuh warna, makna, dan energi. Mulai dari Tari Saman dari Aceh yang kompak dan penuh semangat, Tari Pendet dari Bali yang lemah gemulai, hingga Tari Topeng dari Jawa Barat yang misterius dan filosofis—semuanya bisa kamu saksikan di satu panggung budaya: Obelix Sea View.


Panggung Budaya Terbuka, Tempat Hidupnya Cerita Nusantara

Salah satu daya tarik utama Obelix Sea View adalah pertunjukan budaya yang digelar di panggung terbuka berlatar alam. Suara gamelan berpadu dengan desiran angin laut menciptakan atmosfer magis saat penari-penari tampil mengenakan busana tradisional yang indah dan autentik.

Setiap akhir pekan, pengunjung disuguhi jadwal pertunjukan budaya yang berbeda—bukan hanya tarian Jawa, tapi juga tarian dari luar Jawa, termasuk Tari Kipas Pakarena dari Sulawesi Selatan, Tari Serimpi, hingga Tari Jaipong dari Sunda yang energik dan menggugah semangat.


Lebih dari Sekadar Hiburan, Ini Adalah Perayaan Budaya

Tarian-tarian yang ditampilkan bukan hanya indah untuk dilihat, tapi juga menyimpan makna sejarah, nilai-nilai kearifan lokal, dan filosofi kehidupan. Melalui setiap gerakan, pengunjung diajak menyelami kekayaan budaya bangsa yang begitu luas dan mendalam. Inilah yang membuat Obelix Sea View bukan hanya tempat healing, tapi juga tempat belajar mencintai Indonesia lebih dalam.


Kuliner Tradisional, Lengkap dengan Nuansa Budaya

Pengalaman kamu akan makin lengkap dengan sajian kuliner Nusantara yang tak kalah memikat. Ada gudeg Jogja yang manis legit, sate klathak khas Imogiri, nasi liwet Solo yang gurih, hingga es dawet dan wedang uwuh yang menyegarkan. Semua disajikan di area bersantap yang dirancang bernuansa tradisional, lengkap dengan ornamen etnik dan alat makan khas Jawa.


Spot Instagramable, Bernuansa Kearifan Lokal

Kamu juga bisa menikmati berbagai spot foto cantik yang sarat nilai budaya. Ada gapura kayu ukir, pendopo tradisional, taman bunga warna-warni, hingga area dekorasi batik yang cocok untuk foto keluarga, pre-wedding, atau sekadar mempercantik feed Instagram.


Tempat Wisata Edukatif yang Membanggakan

Obelix Sea View bukan sekadar tempat nongkrong atau hunting foto, tapi tempat yang dibangun dengan tujuan luhur: melestarikan budaya Indonesia dan memperkenalkannya ke generasi muda. Melalui desain bangunan, pertunjukan seni, dan makanan, tempat ini mengajak kita semua untuk bangga dengan akar budaya sendiri.


Yuk, Datang ke Obelix Sea View Jogja!

📍 Lokasi: Bukit Patuk, Gunungkidul – hanya sekitar 30-40 menit dari pusat Kota Jogja

📅 Pertunjukan budaya tersedia setiap akhir pekan & hari libur nasional (jadwal bisa dicek melalui media sosial resmi Obelix Sea View)

Bawa kamera terbaikmu, ajak keluarga atau sahabat, dan bersiaplah menyaksikan Indonesia yang memesona—dalam satu tempat yang luar biasa.


Obelix Sea View Jogja bukan cuma tentang melihat keindahan, tapi juga tentang merasa dan meresapi budaya Indonesia.
Dari ujung kepala hingga ujung kaki, dari Sabang sampai Merauke, setiap tarian yang dipentaskan adalah wujud cinta pada tanah air. Jangan cuma dengar cerita—datang dan rasakan sendiri magisnya!

Hari Tari Sedunia: Merayakan Ekspresi, Budaya, dan Persatuan.

Indonesia Semarakkan Hari Tari Sedunia 2025: Ribuan Penari Tampil dari Karawang hingga Pandaan.

Sumber Foto: Pinterest.


Jakarta, 29 April 2025 – Dunia merayakan Hari Tari Sedunia atau World Dance Day pada 29 April 2025 dengan gegap gempita, tak terkecuali Indonesia. Berbagai daerah di tanah air menyambut hari istimewa ini dengan pertunjukan tari kolosal, pentas budaya, hingga pelibatan ribuan seniman tari dari berbagai kalangan. Tahun ini, perayaan Hari Tari Sedunia di Indonesia berlangsung meriah di berbagai daerah seperti Karawang, Solo, dan Pandaan, yang menampilkan kekayaan seni tari Nusantara sebagai wujud pelestarian budaya dan solidaritas global.

Hari Tari Sedunia pertama kali dicanangkan oleh Dewan Tari Internasional (CID – Conseil International de la Danse) pada tahun 1982 dan diperingati setiap 29 April, bertepatan dengan hari kelahiran Jean-Georges Noverre, tokoh penting dalam sejarah balet modern. Peringatan ini bertujuan untuk memperkuat apresiasi terhadap seni tari sebagai bahasa universal yang melampaui batas-batas budaya, bahasa, dan negara.

5000 Penari Jaipong Guncang Karawang

Sumber Foto: Tiktok @halokrw


Salah satu perayaan terbesar Hari Tari Sedunia 2025 di Indonesia berlangsung di Karawang, Jawa Barat. Sebanyak 5.000 penari dari berbagai kalangan siap mengguncang kota lumbung padi tersebut dalam pertunjukan massal Tari Jaipong Kliningan Tutungkusan—tarian khas Karawang yang tengah digalakkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang.

Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Karawang, Waya Karmila, mengatakan bahwa 500 penari telah terlebih dahulu mengikuti pelatihan massal pada 23 Februari 2025 di Plaza Pemda Karawang. Mereka berasal dari berbagai unsur, mulai dari guru tari, anggota PGRI, pelajar SMP dan SMA, hingga anak-anak PAUD, TK, dan anggota Dewan Kebudayaan Karawang.

"Sebanyak 500 orang ini kami dididik dulu. Setelah menguasai, mereka akan melatih kembali peserta lainnya di komunitas masing-masing. Kami perkirakan pada puncak acara nanti, penari yang terlibat lebih dari 5.000 orang dari perwakilan setiap kecamatan," ujar Waya saat diwawancarai, Rabu (26/2/2025).

Pementasan besar ini tidak hanya menampilkan kekayaan budaya Karawang, namun juga menjadi sarana penguatan identitas lokal dan pelibatan masyarakat dalam pelestarian seni tradisional.

Spirit of Trisakti Gema Tari di Pandaan


Sumber Foto: Tiktok

Sementara itu, Lembah Pendawa di Pandaan, Jawa Timur, juga turut memeriahkan Hari Tari Sedunia dengan menggelar acara bertema “Spirit of Trisakti” pada Minggu, 27 April 2025. Acara ini mengundang para seniman tari dari berbagai daerah untuk tampil bersama dalam pertunjukan terbuka untuk umum.

Didukung oleh berbagai komunitas seni, seperti Biyang Agung Art dan Kopi Maknyak, kegiatan ini menjadi ajang apresiasi budaya sekaligus ruang silaturahmi antarseniman tari. Puluhan penari tampil dengan kostum tradisional dari berbagai daerah Indonesia, mempersembahkan tarian-tarian etnik yang mengangkat nilai-nilai keberagaman dan persatuan.

Acara ini juga menjadi ajakan bagi masyarakat luas untuk kembali mencintai dan melestarikan warisan budaya melalui seni gerak. Melalui panggung Lembah Pendawa, para penari muda dan senior bersatu dalam irama dan semangat kebangsaan.

Institusi Seni dan Kota Budaya Turut Berpartisipasi


Tak ketinggalan, kota-kota budaya seperti Solo dan institusi pendidikan tinggi seni seperti Institut Seni Indonesia (ISI) juga ambil bagian dalam merayakan Hari Tari Sedunia 2025. Di Solo, berbagai komunitas tari lokal, sanggar, dan mahasiswa seni menyelenggarakan pertunjukan terbuka, lokakarya, hingga seminar mengenai pelestarian seni tari di era digital.

Sementara itu, ISI menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertajuk “24 Jam Menari” yang meliputi pertunjukan tari kontemporer, diskusi antar koreografer, dan peluncuran karya tari kolaboratif lintas daerah. Kegiatan ini menjadi refleksi akademik sekaligus panggung aktualisasi bagi generasi muda dalam mengembangkan seni tari Indonesia ke ranah internasional.

Tari sebagai Bahasa Universal dan Warisan Budaya


Hari Tari Sedunia bukan hanya sekadar peringatan simbolis. Ia merupakan momentum untuk menegaskan pentingnya seni tari sebagai medium ekspresi, komunikasi, dan pelestarian nilai-nilai budaya. Di Indonesia, keberagaman suku dan adat menghasilkan ribuan jenis tarian tradisional, mulai dari tari Saman di Aceh, Tari Piring di Minangkabau, hingga tari Reog di Ponorogo.

Seni tari juga telah menjadi bagian dari pendidikan karakter, terapi gerak, dan diplomasi budaya. Dalam banyak kesempatan, delegasi Indonesia menampilkan tarian tradisional di forum-forum internasional sebagai bagian dari promosi budaya bangsa.

Peringatan Hari Tari Sedunia 2025 memperlihatkan bagaimana seni tari mampu menyatukan elemen-elemen masyarakat dari berbagai latar belakang. Kolaborasi antara pemerintah, komunitas, lembaga pendidikan, dan seniman lokal membentuk jalinan kekuatan budaya yang hidup dan dinamis.

Menari untuk Masa Depan


Dengan semangat perayaan tahun ini, Indonesia menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian seni tari sekaligus mendorong regenerasi pelaku seni. Dari Karawang hingga Pandaan, dari sanggar ke kampus, dari anak-anak hingga seniman senior, semua turut ambil bagian dalam gerakan global ini.

Hari Tari Sedunia bukan hanya milik para penari, tetapi milik semua orang yang percaya bahwa dalam setiap gerak, tersimpan cerita, makna, dan harapan akan masa depan yang lebih harmonis.

Selamat Hari Tari Sedunia 2025. Mari terus menari, melestarikan budaya, dan merayakan keberagaman!



“BARA” Bikin Jakarta Panas! Teater Dansikal Keren Ini Bawa Drama, Tari, dan Musik dalam Satu Panggung!

Tandai kalender kamu! Tanggal 3 Mei 2025 nanti, Gedung Kesenian Jakarta bakal berubah jadi lautan emosi dan energi budaya lewat pertunjukan teater dansikal bertajuk “BARA: Lama di Rantau, Lupa Berpulang”. Bukan cuma pertunjukan biasa, ini adalah gabungan epik antara seni peran, tari tradisional, koreografi modern, hingga musik kontemporer—semuanya dibawakan oleh talenta muda yang luar biasa dari KTF UI dan Radha Sarisha.

Sumber Foto: Tiktok @ktf.ui

BARA adalah sebuah pementasan teater dansikal yang dipersembahkan oleh Komunitas Teater Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (KTF UI) bekerja sama dengan Radha Sarisha. Mengangkat tema keresahan identitas dan keterasingan anak muda di perantauan, pertunjukan ini mencoba menggugah kembali ingatan tentang akar budaya dan rumah yang sering terlupakan.

Disutradarai oleh Glenniel Yemima Wajong dan ditulis bersama Annabel Adeline Nathaniala, BARA bukan cuma soal cerita, tapi juga soal pengalaman. Penonton diajak menyelami narasi lewat visual yang dramatis, musik yang menyentuh, dan tari-tarian yang megah—dari tradisional hingga kontemporer. Karya ini makin lengkap dengan arahan artistik dari Dyan Lidiyana dan iringan musik yang digarap khusus oleh Imam Firmansyah. Koreografi energik juga dihadirkan oleh Jamilah Siregar dan Naura Aziza Zabidi, yang berhasil memadukan gerak etnik dengan ekspresi kekinian yang relatable banget buat anak muda zaman sekarang.

Yang bikin makin keren, pertunjukan ini nggak cuma fokus di satu gaya tari. Ada unsur tradisional Nusantara yang dibaurkan dengan gerakan teatrikal modern, bikin karya ini berasa ‘hidup’ di panggung. Visualnya kuat, isi ceritanya relevan, dan yang paling penting—pesannya nyentuh banget.

Pagelaran ini juga jadi ajakan terbuka bagi generasi muda untuk kenal lebih dekat sama budaya Indonesia, tapi dengan cara yang fun, estetik, dan jauh dari kata kuno. Ini bukan cuma nonton pertunjukan, tapi ngerasain pengalaman yang menyentuh rasa dan identitas kita sebagai anak bangsa.

Tiket bisa kamu pesan langsung lewat link: bit.ly/PagelaranBara. Buruan sebelum kehabisan, karena vibes-nya bakal sayang banget kalau kamu lewatin!




Selasa, 22 April 2025

Lautan Bule atau Wisatawan Mancanegara Meriahkan Ogoh-Ogoh di Bali

Magisnya Pertunjukan Tarian Ogoh-Ogoh "Bibi Anu" di Hari Nyepi Bali

Hari Nyepi di Bali tidak hanya menjadi momen untuk refleksi diri dan keheningan, tetapi juga menjadi ajang budaya yang penuh warna dan makna. Salah satu highlight yang tak boleh dilewatkan adalah pertunjukan tarian Ogoh-Ogoh, sebuah tradisi yang menggabungkan seni, budaya, dan nilai spiritual yang dalam. Tahun ini, tarian Ogoh-Ogoh bertema "Bibi Anu" berhasil mencuri perhatian banyak orang. Dengan balutan warna-warni dan gerakan yang penuh energi, tarian ini mengangkat pesan keberagaman dan harmoni dalam kehidupan masyarakat Bali. Bahkan, pertunjukan Ogoh-Ogoh kali ini dipenuhi oleh lautan wisatawan mancanegara (WNA), dan ada pula WNA yang turut berpartisipasi dalam pelaksanaan "gotong Ogoh-Ogoh."

sumber foto: doc. pribadi

Denpasar, 29 Maret 2025 --- Ribuan wisatawan membanjiri jalanan Ubud, Bali, menjelang Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 29 Maret 2025, bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Suasana Bali yang biasanya ramai menjadi hening, menyelimuti pulau dalam ketenangan spiritual yang mendalam. Namun sehari sebelumnya, kemeriahan parade Ogoh-Ogoh menjadi panggung budaya dan kritik sosial yang memukau dunia, menyatukan warga lokal dan wisatawan dalam semangat toleransi dan penghormatan pada tradisi leluhur. Di tengah deretan boneka raksasa itu, tersimpan pesan-pesan mendalam tentang kondisi sosial, lingkungan, dan moralitas bangsa.


foto: doc. pribadi

Pulau Bali, khususnya kawasan Ubud, penuh sesak oleh wisatawan asing yang ingin menyaksikan keunikan budaya ini secara langsung. Uniknya, mereka tidak hanya berfoto dan merekam video, tetapi juga larut dalam suasana. Bahkan, beberapa wisatawan asing terlihat turut membantu mengangkat ogoh-ogoh, ikut berjalan sambil tertawa bersama para pemuda lokal. Momen ini menjadi potret nyata kekaguman dan penghargaan bule terhadap budaya Indonesia. Malam sebelum Nyepi, suara gamelan dan sorak sorai warga mengiringi parade Ogoh-Ogoh---boneka raksasa simbol pengusiran roh jahat yang juga digunakan sebagai sarana ekspresi sosial.


"Ini pengalaman yang luar biasa! Kami ikut serta dalam prosesi gotong Ogoh-Ogoh bersama masyarakat lokal Bali. Meski kami bukan warga Bali, tapi kami merasa sangat dihargai dan terlibat dalam tradisi yang sangat sakral ini," ujar Mark, seorang wisatawan asal Inggris yang turut serta dalam prosesi tersebut. Keikutsertaan wisatawan dalam kegiatan ini memperlihatkan betapa Bali, sebagai destinasi pariwisata global, mampu menggabungkan tradisi dengan modernitas, menjadikan perayaan Nyepi semakin kaya dan berwarna.

Tidak hanya menjadi bagian dari tradisi, pertunjukan ini juga menjadi ajang bagi seniman Bali untuk menunjukkan kreativitas mereka. Berbagai desa di Bali berkompetisi untuk menciptakan Ogoh-Ogoh terbaik dan tarian yang menyertainya, dengan tema-tema yang mengangkat berbagai aspek kehidupan di Bali. Tarian "Bibi Anu" berhasil meraih pujian karena keberhasilannya mendapatkan juara 1 lomba Ogoh-Ogoh dalam Kesangafes 2025 Kodya Denpasar dan juga mendapatkan gelar nominasi sebagai "Ogoh-Ogoh Terfavorit".

sumber foto: doc. pribadi

Dalam momen perayaan Hari Nyepi, tarian Ogoh-Ogoh "Bibi Anu" mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan material dan spiritual. Tarian ini mengajak kita untuk merenung, membersihkan diri, dan bersama-sama menciptakan dunia yang lebih harmonis.

Filosofi Tarian dan Ogoh-Ogoh "BIBI ANU"


sumber foto: doc. pribadi


"BIBIANU"

"Bibi" berarti ibu, "Anu" berarti sesuatu, Bibi Anu dalam hal ini memiliki arti sebuah anugrah dari seorang ibu. Peran ibu di dunia sangat mulia yang memiliki beberapa kelebihan (sekaligus sebagai kodratnya), seperti mengandung, melahirkan, menyusui anak, serta menjadi seorang perempuan dan istri yang berperan penting dalam kehidupan. Di tengah tanggung jawab sebagai seorang ibu mengandung janinnya tentu akan diselimuti dengan berbagai ancaman, baik dari dalam diri maupun luar diri. Sehingga ia harus mampu menjaga diri akan gangguan yang terlihat maupun tidak terlihat. Dalam hal ini begitu beratnya tanggung jawab seorang ibu, dengan demikian ia ingin menyampaikan sedikit pesan kepada anak yang di kandungnya supaya kelak berguna sepanjang hidup sang buah hati melalui petikan tembang pupuh pucung yang berjudul "Bibi Anu".

Sebelum sang ibu menyampaikan pesan kepada ananya, ia harus terlebih dahulu membersihkan dirinya, baik lahir maupun batin. Sebab, hanya dengan hati yang suci dan pikiran yang jernih, pesan yang disampaikan akan penuh makna dan keberkahan. Ibu harus menjaga diri dari segala hal yang dapat mengotori jiwa, menghindari niat yang tidak baik, serta mendekatkan diri kepada Tuhan agar pesan yang diberikan dapat menjadi cahaya bagi kehidupan ananya kelak. Dengan demikian, setiap nasihat yang terucap bukan hanya sekadar kata, tetapi juga doa yang tulus demi kebaikan sang buah hati di sepanjang hidupnya.

Untuk video selengkapnya dapat dilihat di youtube: @RestuPinatih


Dengan keberagaman tema dan kreativitas dalam setiap tarian, Bali terus menjaga warisan budayanya yang khas dan terus menginspirasi masyarakat lokal maupun global. Pertunjukan Ogoh-Ogoh tahun ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang mendalam maknanya bagi masyarakat Bali dan dunia.

Ingin Belajar Menari Tapi Belum Tahu Tempatnya? Ini Dia Tempat-Tempat Keren yang Bisa Kamu Coba!

Rekomendasi Sanggar atau Tempat Tari untuk Kamu Yang Ingin Menyelami Kekayaan Budaya Nusantara yang Memikat Seluruh Indra


Teras Berita:

Punya keinginan untuk mengasah gerak dan ekspresi (belajar menari) tapi masih bingung mau mulai dari mana? Tenang, dunia tari itu luas dan penuh warna — tinggal pilih gaya dan tempat yang paling sesuai dengan tujuanmu. Kalau kamu ingin tampil lebih menonjol dengan teknik tari yang beragam sekaligus menjajal dunia drama tari, Swargaloka, sanggar yang namanya sudah mendunia, bisa jadi panggung awalmu. Bagi yang ingin melestarikan budaya lewat gerak tradisional, Sanggar Tari Kita menawarkan pengalaman mendalam dalam tari-tari klasik Indonesia. Ingin menari sambil menikmati kekayaan budaya Nusantara? Anjungan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) siap membawamu berkeliling budaya lewat tarian. Tapi kalau kamu hanya ingin mencoba-coba, bersenang-senang, atau sekadar melepas penat lewat gerakan ringan, Mall Margocity Depok bisa jadi tempat seru untuk sekilas mencicipi dunia tari.


1. Swargaloka

Jl. Sumur Bungur No.51, RT.1/RW.3, Setu, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13880


Swargaloka adalah sebuah lembaga seni yang berfokus pada pendidikan dan pertunjukan tari, didirikan di Yogyakarta pada tahun 1993. Pada perkembangannya, Swargaloka membentuk Yayasan Swargaloka (2002) dan kemudian meresmikan Taman Seni Swargaloka (2013) sebagai pusat kreativitas. Mereka menggabungkan tarian tradisional Jawa—seperti Gandrung, Bedhaya, dan Ramayana—with koreografi kontemporer dan musikal, serta rutin mengadakan workshop, residensi seniman, dan festival.

Dengan tim instruktur yang sebagian besar adalah koreografer dan penari profesional yang aktif tampil di panggung nasional maupun internasional, Swargaloka telah menorehkan reputasi global melalui undangan pertunjukan di berbagai festival di Asia dan Eropa. Selain menawarkan kurikulum komprehensif dan fasilitas berstandar profesional—studio ber‑AC, lantai sprung, cermin penuh, dan sistem suara mutakhir—Swargaloka juga menyediakan galeri seni dan aula pertunjukan bagi murid untuk bereksperimen dan menampilkan karya.

Secara singkat, Swargaloka adalah “rumah” bagi siapa saja—pemula maupun profesional—yang ingin mempelajari dan mengembangkan seni tari Indonesia dalam nuansa tradisi sekaligus inovasi modern.


Program dan Kurikulum

Swargaloka menawarkan beragam kelas tari, mulai dari tari tradisional (Gandrung, Ramayana, Bedhaya) hingga tari kontemporer berbasis musikal. Salah satu produk unggulannya, “Drama Wayang Swargaloka”, memadukan elemen wayang kulit dengan koreografi modern untuk menarik minat generasi muda . Selain perkuliahan rutin, swargaloka aktif mengadakan workshop, residensi seniman, dan festival seperti “Ksatria Tari Indonesia”, yang telah menjaring bakat muda dan tampil di pentas nasional serta mancanegara .


Kiprah Internasional

Hingga kini, Swargaloka telah menggelar pertunjukan di berbagai negara Asia dan Eropa, membawa kekayaan tarian tradisi Indonesia ke panggung dunia. Pada 21 Mei 2017, misalnya, Opera Tari Swargaloka “Ref (Using)” yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation dipentaskan di Gedung Wanita Banyuwangi dan kemudian diundang tampil di festival-festival internasional . Tak hanya itu, karya koreografer muda Bathara Saverigadi Dewandoro (Ara), penari dan sutradara yang merintis tari “Sun Kembang Using” (2017) dan “Bumilangit” (2022), semakin memantapkan reputasi global Swargaloka .


Fasilitas dan Lokasi

Taman Seni Swargaloka di Yogyakarta kini menjadi pusat latihan dengan aula pertunjukan berskala menengah, studio tari, galeri seni, dan kafe budaya. Lingkungan kreatif ini dirancang agar peserta didik dan seniman dapat berkolaborasi, bereksperimen, dan menggelar pameran maupun pentas rutin.


Dampak dan Penghargaan

Melalui misinya “Menebar inspirasi untuk Indonesia,” Swargaloka tidak hanya melestarikan warisan tari tradisional, tetapi juga menciptakan inovasi yang diterima di kancah internasional. Penghargaan dari Kemendikbud, undangan festival di negara-negara sahabat, dan testimoni alumninya yang kini berkarya di pentas dunia membuktikan bahwa Swargaloka adalah tempat belajar seni tari yang hampir mendunia karena karya-karyanya yang hebat.

Informasi Selengkapnya Dapat Di Akses dan Di Cari Melalui Media Sosialnya @swargalokaart

Instagram Resmi Swargaloka

Youtube Resmi Swargaloka

Tiktok Resmi Swargaloka



2. Sanggar Tari Kita

Jl. Kerja Bakti Jl. Timbul No.6, RT.6/RW.2, Makasar, Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13570


Awal Berdirinya Sanggar Tari KITA

Sanggar Tari KITA resmi berdiri pada tanggal 10 April 2015 di Jakarta Timur. Sanggar ini awalnya hanya terdiri dari 10 anak. Kini, anggota kami telah berkembang menjadi 30 anak, dengan rentang usia mulai dari 6 hingga 17 tahun. Mereka berlatih setiap akhir pekan, baik hari Sabtu maupun Minggu, dengan frekuensi empat kali latihan setiap bulannya. Sejak awal, Pendiri Sanggar Tari Kita menekankan bahwa sanggar ini bukan miliknya pribadi. Inilah alasan mengapa dinamai "Sanggar Tari KITA", karena ini adalah milik bersama— "kami memulainya bersama, bukan sendiri", ungkap Ibu Wenni (pemilik Sanggar Tari Kita).

Visi, Misi, dan Tujuan

Tujuan utama didirikannya Sanggar Tari KITA adalah agar anak-anak Indonesia tidak melupakan budaya bangsanya sendiri di tengah derasnya arus budaya asing yang masuk. Indonesia punya kekayaan budaya yang luar biasa cantik dan patut dilestarikan sejak usia dini.

Visi: Membentuk anak-anak yang mencintai budaya, menjadi pribadi yang mandiri, sportif, dan bertanggung jawab.

Misi: Membawa Sanggar Tari KITA agar dikenal lebih luas, bahkan menembus ranah internasional.


Aktivitas dan Prestasi

Fokus utama dari Sanggar Tari KITA adalah tari tradisional. Selain rutin mengadakan latihan, kami juga mengadakan evaluasi kenaikan tingkat setiap enam bulan sekali. Evaluasi ini bekerja sama dengan Sudin Jakarta Timur serta sanggar-sanggar lainnya. Anak-anak juga diajarkan keterampilan lain seperti rias wajah untuk pentas dan lomba.

Prestasi yang diraih pun tidak sedikit. Sanggar Tari KITA pernah menjuarai berbagai perlombaan, salah satunya di tingkat Sudin Jakarta Timur.


Pendaftaran dan Lokasi

Bagi yang tertarik bergabung, cukup datang langsung ke Sanggar Tari KITA setiap hari Sabtu pukul 09.00 WIB. Alamatnya di Jl. Timbul No. 28, RT 06 RW 02, Kampung Makasar, Jakarta Timur. 

Informasi Selengkapnya Dapat Di Akses dan Di Cari Melalui Media Sosialnya @sanggar_tari_kita





3. Taman Mini Indonesia Indah

Sumber Foto: Instagram @tmiiofficial


Anjungan TMII dikenal sebagai miniatur Indonesia yang menampilkan beragam kekayaan budaya dari 34 provinsi. Di sinilah berbagai kesenian tradisional, termasuk tari daerah, mendapat ruang untuk hidup dan berkembang. Bagi para calon penari, kesempatan tampil atau berlatih di lingkungan Anjungan bukan hanya tentang pertunjukan, tetapi juga tentang pendidikan budaya yang menyatu dalam praktik. Setiap gerakan, busana, dan iringan musik memiliki makna yang mendalam dan mencerminkan identitas suatu daerah.


Cara Mengikuti Kegiatan Tari di TMII:

1. Daftar Diklat Tari Anjungan Daerah:
Jika Anda tertarik belajar tari nusantara, Anda bisa mendaftar diklat yang diadakan oleh anjungan daerah di TMII. Hubungi Bpk. Margo (0877-8839-6085) atau kunjungi anjungan daerah pilihan Anda untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran.

2. Ikuti Pertunjukan Tari:
TMII sering mengadakan pertunjukan tari sebagai bagian dari kegiatan reguler. Anda dapat menonton pertunjukan tersebut secara gratis dengan membeli tiket masuk TMII, yang bisa dipesan di tiket.tamanmini.com.

3. Ikuti Walking Tour atau Program Lain:
TMII juga memiliki program walking tour yang mencakup informasi tentang tari nusantara dan beragam kegiatan budaya lainnya. Informasi bisa dilihat di Instagram resmi TMII atau situs web mereka.

4. Pantau Media Sosial TMII:
Akun Instagram dan media sosial lainnya dari TMII sering mengunggah informasi tentang berbagai kegiatan, termasuk pertunjukan tari dan workshop yang mungkin Anda minati. Cek di @tmiiiofficial.


Tips:

  • Periksa Jadwal:
Pastikan untuk memeriksa jadwal kegiatan dan pertunjukan tari di TMII sebelum datang, karena jadwal mungkin bervariasi.

  • Beli Tiket Masuk:
Untuk mengikuti pertunjukan tari gratis, Anda perlu membeli tiket masuk TMII terlebih dahulu.

  • Kunjungi Anjungan Daerah:
Jika Anda ingin belajar tari nusantara, kunjungi anjungan daerah di TMII yang mewakili daerah yang Anda minati.

  • Ikuti Kegiatan Lain:
TMII juga menawarkan berbagai kegiatan lain, seperti walking tour dan pertunjukan budaya lainnya yang bisa menambah wawasan dan inspirasi Anda.




4. Mall Margocity, Depok

kalau kamu hanya ingin mencoba-coba, bersenang-senang, atau sekadar melepas penat dari rutinitas harian lewat gerakan tubuh yang ringan dan menyenangkan, Mall Margocity Depok bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mencicipi dunia tari tanpa tekanan. Tempat ini sering menghadirkan kelas atau pertunjukan tari yang bersifat terbuka dan kasual, cocok bagi siapa saja yang ingin merasakan sensasi menari tanpa harus langsung terikat pada komitmen jangka panjang atau suasana sanggar yang formal. Suasana santai di tengah pusat perbelanjaan juga memungkinkanmu menari sambil bersosialisasi atau menikmati hiburan lain, menjadikan pengalaman belajar menari sebagai sesuatu yang ringan, inklusif, dan menyenangkan. Cocok banget buat kamu yang masih ragu, tapi penasaran ingin menjajal dunia seni ini!

Informasi Selengkapnya dapat dilihat dan di cek melalui instagram resmi Margocity


Atau kalau kamu ingin melihat lihat tarian tradisional betawi, kamu bisa mengunjungi Museum Betawi yang ada di Setu Babakan, artikel selengkapnya dapat dilihat di https://azzarahanynf.blogspot.com/2025/05/nonton-yuk-ini-dia-macam-macam-tari.html

Itulah 4 Rekomendasi Tempat yang tepat jika kamu ingin memulai untuk belajar berekspresi melalui budaya indonesia, yaitu "Seni Tari". Tak perlu ragu untuk mulai — yang terpenting adalah langkah pertamamu. Entah ingin menari secara serius, belajar budaya, atau sekadar mencoba sesuatu yang baru, ada tempat yang cocok untukmu. Dengan pilihan seperti Swargaloka, Sanggar Tari Kita, TMII, hingga yang lebih santai seperti Mall Margocity Depok, dunia tari terbuka lebar untuk siapa saja. Karena setiap gerakan adalah awal dari perjalanan yang bisa memperkaya jiwamu — dan siapa tahu, justru di sanalah kamu menemukan panggilan sejatimu.


Bukti Seni Tari Bisa Masuk Dunia Gaming dan AR/VR

Swargaloka Guncang Panggung ESL Mobile Legends 2025: Bukti Seni Tari Bisa Masuk Dunia Gaming dan AR/VR

Pembukaan spektakuler ESL Mobile Legends Bang Bang (MLBB) 2025 jadi bukti nyata bahwa seni tradisional dan teknologi modern bisa bersatu di satu panggung. Lewat pertunjukan teatrikal penuh koreografi dan visual menawan, Swargaloka berhasil membuktikan bahwa seni tari pun bisa masuk ke dalam dunia gaming dan teknologi AR/VR di era digital.

sumber foto: Instagram @swargalokaart

Jakarta, 20 April 2025 — Dunia esports dikejutkan dengan pembukaan luar biasa dari gelaran Grand Opening ESL Mobile Legends 2025 yang berlangsung megah akhir pekan lalu. Di luar dugaan banyak orang, panggung pembuka tidak hanya menyajikan deretan pemain dan tim elite MLBB, tapi juga menghadirkan seni pertunjukan dari Swargaloka, sebuah kelompok seni tari kontemporer yang dikenal dengan karya-karya teatrikalnya.


sumber foto: Instagram @swargalokaart

Dengan balutan kostum emas megah dan tata cahaya sinematik, para penari Swargaloka sukses menciptakan atmosfer dramatis layaknya dunia fantasi dalam game. Elemen tari tradisional dikombinasikan dengan gerakan futuristik serta visual augmented reality (AR), menghadirkan pengalaman imersif yang menyatukan dunia seni dan teknologi gaming.

Puncak pertunjukan terjadi saat para penari mengitari piala ESL MLBB—momen simbolik yang menggambarkan semangat juang para pemain di medan laga virtual. Koreografi tersebut tak hanya menghibur, tapi juga menyampaikan pesan kuat bahwa seni tari kini punya tempat di tengah pesatnya dunia teknologi dan industri game.


sumber foto: Instagram @swargalokaart

"Ini bukti nyata kalau seni pertunjukan, terutama tari, bisa masuk ke dalam dunia gaming dan teknologi AR/VR. Swargaloka ingin menunjukkan bahwa seni tidak harus terjebak dalam masa lalu. Seni bisa relevan dan hidup berdampingan dengan modernisasi,” ungkap perwakilan Swargaloka dalam unggahan Instagram resminya.

Penampilan ini mendapat sambutan hangat dari para penonton dan komunitas MLBB yang hadir secara langsung maupun melalui live streaming. Banyak yang menyebut penampilan Swargaloka sebagai "nafas baru" dalam dunia esports yang biasanya didominasi oleh turnamen kompetitif dan promosi digital.

Keterlibatan Swargaloka dalam event besar ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara seni dan teknologi bukan hanya mungkin, tapi juga sangat dibutuhkan untuk menjangkau generasi muda yang tumbuh di tengah dunia digital.

Dengan keterbukaan terhadap kolaborasi seperti ini, masa depan esports tampaknya akan semakin kaya, tidak hanya secara visual dan teknis, tapi juga secara artistik dan budaya.


Menari di Persimpangan Zaman – Seni Tari Indonesia dalam Arus Modernisasi dan Teknologi

Tajuk Rencana: “Tari Bukan Cuma Tradisi — Ini Gaya Hidup Baru Anak Muda!”

Seorang pemuda mengenakan streetwear (jaket oversized, sneaker putih) sedang menari gaya bebas dengan sentuhan gerakan tari tradisional (misal gerakan tangan Saman) di sebuah skatepark penuh mural seni urban. Terdapat semangat ekspresi, kebebasan, dan elemen budaya lokal (seperti motif batik di celana atau jaket). Matahari sore memberikan vibe hangat. Sumber Foto: doc.pribadi.


Di tengah gemerlap kota dan gaya hidup modern, generasi muda Indonesia mulai mendefinisikan ulang identitas budaya mereka. Sebuah potret penari muda dengan balutan busana tradisional dan streetwear mencerminkan semangat zaman: tradisi tak lagi dibatasi oleh masa lalu, tapi hidup berdampingan dengan tren kekinian. Tarian kini menjadi bahasa ekspresi diri, simbol kebanggaan, dan jembatan antara warisan leluhur dengan dunia digital. Ini bukan sekadar gerak, melainkan pernyataan: budaya adalah gaya hidup masa depan.

Budaya = Keren. Tradisi = Tren.

Dulu seni tari identik dengan panggung resmi dan gerakan klasik. Sekarang? Tarian adalah bahasa keren anak muda! Dari TikTok sampai panggung festival, gerakan tari jadi cara Gen Z berekspresi, berkreasi, bahkan berkomunikasi. Indonesia pun nggak mau ketinggalan — dari Tari Saman viral, koreografi Tari Jaipong remix, sampai dance battle di rooftop mall.

Seni tari Indonesia tengah mengalami kebangkitan yang dinamis pada tahun 2025. Dari festival budaya hingga kompetisi nasional, tarian tradisional dan kreasi baru tampil memukau, menjadi simbol kekayaan budaya sekaligus sarana ekspresi generasi muda.

Di Makassar, perayaan Cap Go Meh 2025 menampilkan Tari Kreasi Harmoni Nusantara, yang memadukan tarian dari berbagai daerah seperti Sulawesi Selatan, Bali, Betawi, dan Jawa Barat, mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman. Sementara itu, iForte National Dance Competition 2025 menarik ratusan peserta dari 127 kota, memberikan ruang bagi anak muda untuk mengekspresikan diri melalui tarian yang menggabungkan unsur tradisional dan modern

Namun, di tengah semarak ini, seni tari Indonesia menghadapi tantangan besar dalam era digital. Kemendikbudristek menyoroti perlunya dokumentasi karya maestro tari dan distribusinya kepada khalayak luas. Platform seperti Exprezi mencoba menjawab tantangan ini dengan menyediakan kelas tari daring yang diajarkan oleh para maestro, membuka akses belajar bagi masyarakat luas.

Media sosial juga memainkan peran penting dalam perkembangan seni tari. Tren tantangan menari atau dance challenge yang marak di platform digital dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan tarian tradisional kepada generasi muda. Anggota Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, David Rafael Tandayu, melihat ini sebagai peluang untuk menggabungkan konsep tari tradisional dan kontemporer, memberikan warna baru bagi para penari.

Selain itu, inovasi unik seperti Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk melestarikan budaya. KRSTI, yang telah diadakan sejak 2010, menggabungkan unsur seni tari ke dalam medium robot, menjadikan Indonesia sebagai pelopor dalam bidang ini.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga mendukung penggunaan tarian tradisional sebagai sarana promosi budaya Indonesia di kancah internasional, yang berdampak positif pada sektor pariwisata.

Di tengah arus modernisasi dan teknologi, seni tari Indonesia berada di persimpangan zaman. Kolaborasi antara tradisi dan inovasi menjadi kunci untuk menjaga kelestarian budaya sekaligus menjawab tantangan era digital. Dengan dukungan semua pihak, seni tari Indonesia dapat terus berkembang dan menginspirasi generasi mendatang.



Sementara itu, kolaborasi keren antara penari dan musisi, serta masuknya tari ke dalam dunia gaming dan teknologi AR/VR bikin dunia tari makin melekat dengan gaya hidup Gen Z.

Jadi, jangan anggap tari cuma soal kostum dan panggung. Bagi Gen Z, tari adalah panggung eksistensi. Ini waktunya kita dukung lebih banyak ruang, platform, dan kesempatan agar anak muda bisa menari tanpa batas — secara harfiah dan digital.


Beksan Telaga Angsa

Swargaloka Persembahkan "Beksan Telaga Angsa": Perpaduan Magis Balet Swan Lake dan Tari Bedhayan Jawa

Pertunjukan "Beksan Telaga Angsa" garapan Swargaloka Art menyita perhatian publik dengan menghadirkan kolaborasi unik antara musik balet klasik Swan Lake karya Pyotr Ilyich Tchaikovsky dan keanggunan tari tradisional Jawa gaya Bedhayan. Tayang perdana pada 1 April 2025 di YouTube, karya ini telah memikat ribuan penonton dan menuai pujian atas keindahan visual dan makna spiritual yang diusung.

Foto: @swargalokaart


Jakarta – Swargaloka Art kembali menghadirkan inovasi seni pertunjukan yang memadukan tradisi dan klasik dalam karya bertajuk “Beksan Telaga Angsa”. Tayang perdana di YouTube pada 1 April 2025, video ini langsung menarik perhatian publik dengan lebih dari 40 ribu penayangan dan ribuan suka hanya dalam beberapa minggu.

Karya ini merupakan interpretasi unik dari musik Swan Lake karya komponis legendaris Rusia, Pyotr Ilyich Tchaikovsky, yang dikemas dalam estetika tari Bedhayan khas Jawa. Disutradarai dan dikoreografi oleh Bathara Saverigadi Dewandoro, pertunjukan ini menampilkan tarian yang memvisualisasikan kisah Putri Odette dengan kelembutan dan keanggunan gerak khas budaya Jawa.


Foto: @swargalokaart

“Beksan Telaga Angsa” tidak hanya menyuguhkan keindahan visual, namun juga membawa pesan spiritual dan universal tentang cinta suci, kesetiaan, dan harapan. Melalui iringan musik yang digarap oleh Artaxiad Gamelan Syndicate dan sentuhan visual artistik dari MUA Dio Tabah, setiap elemen dalam pertunjukan ini menjadi simbol harmoni antara Timur dan Barat.


Tersaji dalam dua versiVersi Panggung dan Versi Pendhapa —pertunjukan ini juga didukung oleh para penari berbakat seperti Afrilia Mustika Sari, Silviana Indah Fitranenti, hingga Raga Ayu Arsha Irmana. Produksi kostum oleh Atik Collection dan sinematografi oleh M Tommy Kurniawan turut menyempurnakan sajian yang telah viral di media sosial, termasuk TikTok dengan lebih dari 17 ribu suka.

Pertunjukan ini tidak sekadar penampilan seni, namun menjadi bentuk penghormatan terhadap tradisi dan warisan budaya, serta persembahan spiritual untuk merayakan janji suci cinta. Swargaloka Art kembali membuktikan komitmennya dalam merangkul warisan budaya melalui pendekatan kontemporer yang menginspirasi.

TMII 50 Tahun: Serunya Pesta Budaya Nusantara, dari Tarian Kecak Bali sampai Saman 500 Penari Cilik!

TMII 50 Tahun: Serunya Pesta Budaya Nusantara, dari Tarian Kecak Bali sampai Saman 500 Penari Cilik!

Ulang tahun ke-50 TMII dirayakan meriah dengan ribuan penonton yang disuguhi pertunjukan budaya spektakuler. Mulai dari tarian Kecak yang bikin TMII serasa di Bali, hingga aksi 500 penari cilik yang membawakan Tari Saman. Ditambah deretan artis papan atas dan kehadiran publik figur seperti Nagita Slavina, pesta budaya ini benar-benar jadi panggung kebanggaan Indonesia.

Tari Kolosal Anak Nusantara Pada Malam Puncak Peringatan HUT 50th TMII

Jakarta — Taman Mini Indonesia Indah (TMII) benar-benar jadi sorotan di usianya yang ke-50 tahun. Dengan tema “Bersama Menjelajah Cerita Baru,” TMII menghadirkan sebuah perayaan budaya terbesar tahun ini lewat Pesta Rakyat Nusantara yang berlangsung dari 18–27 April 2025. Perayaan ini menyuguhkan pertunjukan seni dan budaya dari seluruh pelosok negeri yang dikemas dengan gaya kekinian tanpa meninggalkan nilai tradisi.


Foto: Doc.Pribadi

Salah satu momen yang tak terlupakan adalah ketika TMII serasa berubah menjadi Bali mini. Puluhan penari tampil membawakan Tari Kecak yang ikonik lengkap dengan nyala api dan irama “cak cak cak” yang khas. Suasana magis langsung terasa, membawa penonton seolah duduk di pelataran pura di Uluwatu.

Tak kalah megah, lebih dari 500 penari cilik dari berbagai daerah tampil memukau lewat Tari Saman. Gerakan serempak dan energi yang ditampilkan anak-anak ini membuat penonton terharu sekaligus bangga. Atraksi ini bukan hanya soal hiburan, tapi juga bukti bahwa pelestarian budaya terus hidup di tangan generasi muda.Selain parade tari tradisional seperti Rejang Taksu Bhuwana, Bondan Kendi, Rampak Barong, dan Tarian Peranakan Tionghoa-Betawi.


Foto: Instagram @tmiiofficial

Panggung TMII juga diramaikan oleh bintang tamu papan atas. Vierratale, Ari Lasso, Geisha, dan Feel Koplo bergantian tampil menghibur dengan lagu-lagu hits mereka. Alunan musik modern berpadu harmonis dengan semangat budaya lokal, membuat suasana semakin semarak. Makin spesial lagi, hadirnya publik figur seperti Nagita Slavina dan putranya, Ajja, ikut menyita perhatian. Mereka terlihat menikmati pertunjukan dan berinteraksi hangat dengan para pengunjung. Kehadiran mereka menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi para penggemar yang sengaja datang untuk menyapa idola mereka.

Fasilitas

TMII juga menyiapkan fasilitas yang ramah pengunjung seperti shuttle gratis dari LRT TMII dan tiket masuk yang bisa dibeli online. Ini menjadikan perayaan besar ini tidak hanya meriah, tapi juga tertib dan nyaman untuk semua kalangan.

Direktur Utama TMII, Intan Ayu Kartika, menyampaikan bahwa ulang tahun emas ini adalah momentum untuk menjadikan TMII sebagai ruang budaya yang lebih inklusif dan modern. “Kami ingin menjangkau lebih banyak generasi muda agar terus mencintai budaya mereka,” ujarnya.

Di usia setengah abad ini, TMII telah membuktikan diri sebagai panggung budaya Indonesia yang tetap relevan dan semakin hidup. Dari gemuruh Kecak, semangat Saman, hingga lantunan musik pop di panggung megah, semuanya menjadi bukti: Indonesia itu kaya, indah, dan luar biasa.

Info selengkapnya dapat dilihat di Media Sosial Instagram Taman Mini Indonesia Indah @tmiiofficial

Jumat, 18 April 2025

Bikin Netizen Takjub dan Merinding! Tari Api Viral di Cap Go Meh Makassar 2025.

Tari tradisional Pepe-Pepeka Ri Makka turut memukau penonton sebagai salah satu daya tarik utama dalam gelaran Jappa Jokka Cap Go Meh 2025 yang berlangsung di Kota Makassar, Sabtu, 8 Februari 2025.

Sumber Foto: Google

Sumber Foto: Google

Makassar, 18 April 2025 – Perayaan Cap Go Meh 2025 di Makassar sukses mencuri perhatian masyarakat, bukan cuma karena kemeriahannya, tapi juga karena penampilan dua tarian yang belakangan ini ramai dibicarakan di media sosial. Tari Kreasi Harmoni Nusantara dan Tari Pepe-Pepeka Ri Makka jadi highlight acara yang digelar di Jalan Sulawesi, Sabtu (8/2).

Tari Kreasi Harmoni Nusantara tampil memukau dengan kolaborasi gerakan dari berbagai daerah Indonesia. Mulai dari gerakan khas Sulawesi Selatan, semangat Bali lewat Tari Kecak, hingga gemulai tarian Betawi dan Jawa Barat, semuanya dikemas dalam satu koreografi yang rapi dan penuh energi. Iringan musik tradisional yang dipadukan dengan sentuhan modern bikin penampilan ini terasa segar dan kekinian.

Namun yang paling viral adalah Tari Pepe-Pepeka Ri Makka. Tarian tradisional khas Makassar ini dikenal dengan elemen api yang dimainkan langsung oleh para penarinya. Mereka dengan berani menyentuhkan obor ke tubuh tanpa takut terbakar, sambil tetap menjaga ritme dan ekspresi gerakan. Nama tarian ini berasal dari kata “Pepe” yang berarti api, dan “Ri Makka” yang merujuk pada kota suci Mekkah, sehingga tarian ini juga sarat makna spiritual dan simbol keberanian.

Banyak penonton langsung mengabadikan momen ini lewat ponsel dan mengunggahnya ke TikTok dan Instagram, membuat tarian ini viral dalam hitungan jam. Komentar seperti “keren banget sampai merinding” dan “ini sih levelnya udah internasional” membanjiri postingan warganet.

Seorang penonton bernama Karel menyebut pertunjukan ini luar biasa dan sangat menghibur. “Ini pertama kalinya saya nonton live, dan rasanya mind-blowing banget. Anak saya sampai ikut nari di tempat duduk,” ujarnya sambil tertawa. Sementara Dafa, penonton lain, mengaku terpukau dengan aksi para penari api. “Gokil sih, ini beneran magic apa gimana, kok bisa nggak kebakar?”

Ketua Permabudhi Sulawesi Selatan, Yonggris, dalam sambutannya mengatakan bahwa Cap Go Meh bukan cuma sekadar festival budaya, tapi juga bentuk nyata kebersamaan dan toleransi antarsuku dan agama. “Makassar adalah contoh kota yang damai dalam keberagaman, dan acara ini jadi penguat semangat itu,” katanya.

Cap Go Meh 2025 bukan cuma festival budaya, tapi juga jadi ajang viral yang memperkenalkan seni tari lokal ke panggung nasional—bahkan mungkin global.

http://azzarahanynf.blogspot.com/2025/03/pesona-balimau-tradisi-minangkabau.html

Hiburan Tuan Muda

 "Hiburan Tuan Muda": Ketika Panggung Jadi Cermin Sosial dan Kritik Anak Muda Jakarta Jakarta, Mei 2025 — Gemerlap cah...

tari dibulan ramadan